Wednesday, 28 June 2023

TOURING BOGOR-BLITAR DENGAN YAMAHA XMAX CONNECTED

Jadi ceritanya saya mau nyusul Istri dan Anak-anak yang sudah lebih dulu ke Blitar naik bis dua hari sebelumnya. Pada musim liburan kenaikan kelas kali ini Istri dan Anak-anak memang ada rencana untuk berkunjung ke rumah Nenek di Blitar, tapi berhubung saya masih agak banyak pekerjaan akhirnya Istri dan Anak-anak berangkat duluan naik bis. 

Kerjaan ternyata sudah bisa ditinggal, akhirnya ada kesempatan untuk nyusul, tidak naik Bis, tidak naik Kereta, tidak juga naik Mobil, tapi naik Motor. Ya Motor... hehehe. Percuma dong sudah punya Xmax yang konon katanya nyaman buat perjalanan jauh tapi tidak pernah dibawa jalan jauh. Ini sekaligus jadi ajang pembuktian dan review apakah benar atau tidak kata teman-teman yang sudah duluan punya Xmax ini. 

Malam sebelum berangkat hal pertama yang saya persiapkan adalah mencari Jaket. Mau cari jaket yang proper untuk touring jauh sepertinya sudah tidak cukup waktunya, akhirnya saya ke toko perlengkapan naik gunung dekat rumah untuk beli rompi sebagai dobelan jaket hoodie Nevada saya. Ya jaket ini adalah jaket favorit saya karena  cukup nyaman dan tidak bikin gerah ketika dipakai. Tapi berhubung jaket ini bahannya full katun dan hanya satu lapis saja, memakai jaket ini untuk touring jarak jauh tentu akan membuat badan jadi gampang masuk angin. Solusi singkat dan cukup ampuh ya di double pakai Rompi dengan bahan parasut bubble ini. Setelah dapat rompi, lanjut ke SPBU untuk mengisi Pertamax sebanyak Rp. 120.000.

Rompi sudah dapat, BBM sudah terisi penuh, lanjut mempersiapkan logistik yang akan dibawa Touring


Logistik yang saya bawa sebagai berikut:

1. Snorkeling Set (Ada rencana mau mencoba snorkeling spot di salah satu pantai di Trenggalek)

2. Kamera Mirrorless, Gopro dan perlengkapannya. Dua ini alat wajib ada di setiap perjalanan saya.

3. Laptop. Walaupun lagi touring dan liburan, tetap harus siap kalau seandainya klien menghubungi untuk revisi pekerjaan ataupun zoom meeting.

4. Jaket dan Rompi

5. Pakaian Ganti Secukupnya

6. Jas Hujan

7. Helm yang terpasang mic dan earphone bluetooth untuk kemudahan komunikasi telfon ataupun mendengarkan musik.

8. Tas Punggung 40 L.

Semua persiapan sudah selesai, lamjut tidur demi istirahat yang cukup untuk start touring keesokan paginya. Bangun jam 4.45, langsung mandi biar seger, sarapan secukupnya lalu loading logistik ke jok motor. Target memang berangkat dari rumah maksimal subuh supaya bisa melewati Puncak (Kab. Bogor) sebelum waktunya macet, maklum berangkat pada hari minggu dan musim liburan. 

Berangkat masih dalam kondisi gelap ditambah udara masih terasa cukup dingin menusuk jari-jari, beruntung pemakaian rompi berhasil membuat badan dan leher terasa hangat.  Sengaja memilih rute Selatan, walaupun lebih jauh dan lebih lama tapi lebih bisa menikmati perjalanan dibanding lewat Pantura yang jalurnya lebih panas dan banyak dilalui truk-truk besar.

Sepanjang perjalanan dari Puncak, Bandung, Tasikmalaya, hingga istirahat untuk makan siang di Cilacap di lalui tanpa halangan. Perjalanan sejauh 325 KM yang ditempuh selama 8 jam lebih berhasil dilalui dengan nyaman oleh Xmax Connected ini. Sebagai orang yang baru pertama nyoba touring jauh, ternyata naik Xmax ini benar-benar nyaman, tidak terasa pantat kebas ataupun pinggang yang pegel-pegel. Terima kasih kepada bentuk Jok yang lebar dan nyaman serta posisi duduk yang ergonomis.

Power dan Torsi motor ini sangat cukup melibas tanjakan dan tikungan khas jalur Selatan. Mesin pun tidak meraung-raung untuk menjaga kecepatan motor di atas 90km/jam ketika jalan lurus, cukup di kisaran 5000rpm saja. Kekurangan yang pada awalnya saya rasakan di sektor rem tidak terasa pada touring kali ini, entah kenapa di usia motor yang sudah melebihi 4000km ini, rem depan malah terasa makin pakem, mungkin kondisi kampas cakramnya sudah "break in" jadinya baru terasa pakem setelah melalui ribuan kilometer. Kepakeman rem Xmax ini sangat membantu dalam mengontrol laju motor di jalur turunan dan tikungan khas jalur selatan.

Suspensi standarpun masih lebih dari cukup untuk menunjang perjalanan touring jauh. Pada saat jalanan lurus motor terasa sangat stabil, tidak terasa goncangan yang berlebihan. Jalanan bumpy pun juga bisa diredam dengan sangat baik, tidak terasa sok mentok atau rebound yang terlalu cepat pada jalanan bumpy. Walaupun begitu, tetap terasa ada kekurangan yang sebenarnya masih bisa dikompensasi, yaitu di sektor ban standar bawaannya Dunlop Scoor Smart 2 yang agak terasa kurang nyaman ketika dibawa melintasi marka jalan. Ketika melintas marka jalan, terasa motor agak sedikit bergeser, seperti sedikit kehilangan grip di aspal. Begitupun ketika diajak belok rebah, saya masih merasa ragu ban ini bisa nurut ketika diajak cornering rebah. Yaaa, memang sih motor ini bukan motor untuk cornering rebahan layaknya motor sport



Sesampainya di Cilacap, saya beristirahat untuk makan siang di salah satu rumah makan di pinggir sawah. Pertamax yang saya isi semalam pun sudah mulai habis dan saya mengisi pertamax sebanyak Rp. 120.000 lagi di Cilacap.


Setelah cukup beristirahat, menyelonjorkan kaki dan menghilangkan ngantuk, sayapun melanjutkan perjalanan menuju Jogja melalui Jalur Lintas Selatan (JLS) Daendels Kebumen. Melewati JLS ini dengan suasana matahari sore benar-benar menyejukkan mata dan jiwa.





 
Jalanan sepi, lurus, aspal yang mulus, cuaca cerah benar-benar kombinasi yang menggoda untuk memutar gas lebih dalam lagi, tapi untungnya saya lebih memilih untuk menikmati suasana perjalanan daripada ngebut di JLS Daendels. 

Akhirnya saya sampai di daerah Bantul, D.I.Y pada pukul 19.00, saya pun berhenti di sebuah gerobak Bakmi Jawa. Sambil browsing tempat penginapan di dekat sini. 

Pilihan penginapan jatuh kepada Puri Ganjuran, sebuah Penginapan di dalam lingkungan pedesaan dengan harga relatif terjangkau, Rp. 275.000 sudah termasuk sarapan nasi gudeng 2 box, AC, Spring Bed yang nyaman, internet wifi yang cukup kencang dan juga air panas. Berhubung di tengah pedesaan dan pada saat tulisan ini dibuat (Bulan Juni) daerah pesisir selatan Jawa mengalami fase "bediding" maka fasilitas AC pun tidak terpakai.




Saking pulesnya tidur, membuat bangun agak kesiangan. Bangun sudah melewati jam 7 dan 2 box nasi gudeg pun sudah disiapkan di meja teras kamar. Hmmm, lumayan nih yang 1 box lagi bisa dibawa dijadikan bekal buat makan siang, hahaha... 
Ternyata apa yang diprediksi pun terjadi, klien menghubungi untuk kordinasi masalah pekerjaan. Terpaksa buka laptop dulu dan mengurus pekerjaan sebelum siap-siap berangkat. 

Baru benar-benar bisa berangkat jam 9.15 setelah semua urusan dengan klien selesai, batere gopro, HP dan wireless earphone helm sudah terisi penuh.

Perjalanan touring hari kedua Jogja-Blitar dimulai dengan melewati rute pedesaan Jogja. 

Saya memilih jalur menuju Gunung Kidul lalu arah Pracimantoro Pacitan via sedikit JLS Gunung Kidul. 


Rute Jogja Pacitan dipenuhi dengan tanjakan dan tikungan yang cukup menguras tenaga. Beruntung rem Xmax ini sudah mulai pakem, jadi benar-benar membantu banget. Saya rasa bagi teman-teman user Xmax, tidak perlu upgrade rem depan ke merk lain, cukup bersabar menunggu masa "brake in" selama beberapa ribu KM, hehehe...
Ketika sampai Pacitan, motor langsung di arahkan ke JLS Pacitan menuju Trenggalek.

Rute Pacitan-Trenggalek pun juga dipenuhi dengan tanjakan dan tikugan yang lebih menguras tenaga.
Terlebih lagi diarahkan oleh Google Maps melewati jalan Desa dengan kondisi jalan coran setapak, pada awalnya saya masih menganggap wajar pemilihan rutenya, apalagi terdapat beberapa spot pemandangan yang indah.

Tapi lama kelamaan jalur yang dipilihkan oleh Google Map semakin ajaib. Yang awalnya jalan rabat beton desa yang bisa dilalui mobil simpangan, hingga akhirnya jalan rabat beton setapak yang membutuhkan konsentrasi ekstra supaya tidak kejeblos, kurang lebih jalan yang saya lalui di tengah pedesaan di perbukitan Trenggalek seperti ini, tapi dengan kondisi lebih curam dan jalan rabat yang lebih hancur kondisinya. 
Mohon maaf untuk rute ini saya tidak sempat mendokumentasikan, karena murni fokus di control motor supaya bisa melewati wilayah ini dengan selamat.

Lagi-lagi kombinasi Power-Torsi dan Pengereman yang mumpuni berhasil membuat Xmax melalui segala kondisi yang cukup membuat tepok jidat, walaupun melelahkan dan memakan waktu, akhirnya saya bisa mencapai JLS Trenggalek-Tulungagung dengan aman.

Tujuan awal membawa perlengkapan snorkeling adalah ingin mencoba spot snorkeling di Pantai Mutiara Trenggalek, yang lokasinya nempel dengan JLS. Tapi sayangnya ketika sampai sana sudah kesorean. Pengurus setempat mengatakan kalau sudah siang ke sore malah tidak bisa lihat apa-apa, karena kondisi cahaya matahari yang sudah meredup dan kondisi pasir dasar laut yang naik. Disarankan kalau mau snorkeling pagi, antara jam 7 hingga jam 11 pagi. Baiklah karena gagal snorkeling, akhirnya perjalanan saya lanjutkan menuju Tulungagung via JLS. 

Melewati JLS Tulungagung agak berbeda dengan melewati JLS Daendels. Jika pada JLS Daendels jalanan panjang lurus sejauh lebih dari 70km, pada JLS Tulungagung kita disuguhi pemandangan jalanan berkelok membelah bukit dan juga pemandangan Samudra Hindia.



Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih sejauh 820km selama 2 Hari, saya sampai dengan selamat di rumah nenek di Blitar. 

Tinggal mikir pulangnya lagi ke rumah, apakah mau dipaket Kereta Api atau dibawa Touring kembali?

heheheheh...






Sunday, 4 June 2023

ULASAN KAMERA-KAMERA YANG SELAMA INI DIGUNAKAN OLEH GALIH LEO

 Fuji Finepix HS10



Fuji HS10 adalah kamera superzoom yang dirilis oleh Fujifilm pada tahun 2010. Meskipun kamera ini sudah memiliki beberapa tahun:

  1. Desain dan Build Quality: Fuji HS10 memiliki desain yang mirip dengan DSLR dengan pegangan yang nyaman untuk pengoperasian. Kamera ini terasa solid dan kokoh dengan konstruksi yang baik. Namun, beratnya yang cukup berat bisa menjadi sedikit tidak nyaman jika digunakan untuk waktu yang lama.

  2. Lensa dan Zoom: Salah satu fitur utama kamera ini adalah zoom optik 30x yang mengesankan. Lensa zoom mulai dari sudut lebar hingga telefoto yang panjang, memberikan fleksibilitas yang besar dalam mengambil gambar dari jarak jauh. Namun, perlu dicatat bahwa kualitas gambar pada zoom maksimum mungkin sedikit menurun.

  3. Sensor dan Kualitas Gambar: Fuji HS10 dilengkapi dengan sensor 10 megapiksel yang memungkinkan Anda mengambil gambar dengan resolusi yang cukup baik. Meskipun kualitas gambar cukup baik pada kecepatan ISO rendah, tetapi pada ISO tinggi terlihat adanya noise atau bintik-bintik pada gambar.

  4. Fitur dan Pengaturan: Kamera ini memiliki berbagai fitur dan pengaturan yang memungkinkan penggunaan yang lebih kreatif. Mode manual yang lengkap memungkinkan Anda mengendalikan pengaturan seperti kecepatan rana dan bukaan, serta adanya opsi pengambilan gambar dalam format RAW.

  5. Kinerja Autofokus dan Kecepatan: Kinerja autofokus pada Fuji HS10 tergolong cukup baik untuk sebagian besar kondisi, tetapi mungkin tidak secepat seperti pada kamera DSLR terkini. Kecepatan pemrosesan gambar dan penundaan antar pengambilan gambar juga cukup baik.

  6. Video: Fuji HS10 juga dapat merekam video dalam resolusi 1080p dengan kecepatan frame 30 fps. Namun, video yang dihasilkan mungkin tidak sebaik kamera khusus video atau kamera dengan sensor yang lebih besar.

Secara keseluruhan, Fuji HS10 adalah kamera yang solid dengan zoom yang luar biasa dan fitur yang beragam. Namun, sebagai kamera yang sudah berusia, kemungkinan ada opsi yang lebih baik dan lebih canggih di pasaran saat ini.

Contoh Hasil Fuji Film Finepix HS10








Gopro Hero 4 Silver


GoPro Hero 4 Silver adalah kamera aksi yang diluncurkan pada tahun 2014 oleh GoPro, salah satu pemimpin dalam industri kamera aksi. Berikut ini adalah ulasan tentang GoPro Hero 4 Silver:

  1. Desain dan Kualitas Konstruksi: GoPro Hero 4 Silver memiliki desain yang serupa dengan pendahulunya, dengan bodi yang kompak dan tahan lama. Bodi kamera ini terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang dapat menahan guncangan dan kejutan saat digunakan dalam berbagai aktivitas olahraga.

  2. Kualitas Video: Salah satu fitur utama Hero 4 Silver adalah kemampuannya untuk merekam video dengan resolusi 4K pada kecepatan 15 frame per detik. Kualitas video yang dihasilkan sangat tajam dan jernih. Selain itu, kamera ini juga dapat merekam video Full HD 1080p pada kecepatan 60 frame per detik, yang ideal untuk merekam aksi yang cepat.

  3. Layar Sentuh: Perbedaan utama antara Hero 4 Silver dengan model sebelumnya adalah kehadiran layar sentuh. Layar sentuh 1,5 inci di bagian belakang memungkinkan pengguna untuk melihat tampilan langsung dari kamera, memutar ulang rekaman, dan mengakses menu pengaturan dengan mudah. Fitur layar sentuh ini sangat berguna dan mempermudah pengguna dalam mengoperasikan kamera.

  4. Mode Fotografi: GoPro Hero 4 Silver juga memiliki mode fotografi yang cukup baik. Kamera ini dapat mengambil foto dengan resolusi 12 megapiksel dan dilengkapi dengan berbagai opsi pengaturan seperti mode burst, time-lapse, dan night mode. Pengguna juga dapat mengambil foto secara manual dengan kontrol penuh.

  5. Konektivitas dan Fitur Tambahan: Hero 4 Silver dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth, yang memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan smartphone atau tablet melalui aplikasi GoPro. Dengan aplikasi tersebut, pengguna dapat mengendalikan kamera dari jarak jauh, mentransfer foto dan video, serta mengedit dan membagikan konten dengan mudah.

Meskipun GoPro Hero 4 Silver adalah kamera yang hebat dengan banyak fitur canggih pada saat diluncurkan, sejak itu telah ada beberapa model GoPro baru yang lebih mutakhir dengan fitur dan kualitas yang lebih baik. Jadi, jika Anda sedang mencari kamera aksi GoPro, disarankan untuk mempertimbangkan model yang lebih baru seperti GoPro Hero 8 atau GoPro Hero 9, yang menawarkan peningkatan signifikan dalam hal fitur dan kualitas gambar/video.

Contoh hasil Gopro 4 Silver











Panasonic Lumix G7



Panasonic Lumix G7 adalah kamera mirrorless yang sangat populer dan banyak diapresiasi oleh fotografer amatir maupun profesional. Kamera ini menawarkan kombinasi yang luar biasa antara kualitas gambar yang tinggi, kemampuan pengambilan video berkualitas tinggi, dan fitur-fitur yang canggih.

Salah satu fitur unggulan dari Lumix G7 adalah sensor Micro Four Thirds 16 megapiksel yang mampu menghasilkan gambar dengan detail yang tajam dan warna yang akurat. Sensor ini juga memberikan rentang sensitivitas ISO yang luas, sehingga Anda dapat mengambil foto dengan baik dalam kondisi pencahayaan rendah.

Desain dan Ergonomi:

Panasonic Lumix G7 memiliki desain yang ergonomis dengan pegangan yang nyaman di tangan. Kamera ini memiliki bobot yang cukup ringan, tetapi terasa kokoh dan tahan lama. Tombol-tombol dan kontrol ditempatkan dengan baik dan mudah dijangkau, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai pengaturan dengan cepat.

Sensor dan Prosesor: Lumix G7 dilengkapi dengan sensor Micro Four Thirds 16 megapiksel yang memiliki kualitas gambar yang sangat baik. Sensor ini dikombinasikan dengan prosesor gambar Venus Engine yang canggih, yang menghasilkan gambar yang tajam dengan tingkat detail yang tinggi dan kualitas warna yang akurat.

Kinerja Fotografi: Kamera ini menawarkan kecepatan rana yang tinggi hingga 1/4000 detik, yang memungkinkan pengambilan gambar dengan cepat dan akurat, bahkan pada objek bergerak. Sistem autofokus (AF) berkecepatan tinggi pada Lumix G7 juga sangat impresif, dengan 49 titik AF yang akurat dan responsif. Ini membuat kamera ini cocok untuk berbagai jenis fotografi, mulai dari potret hingga fotografi aksi.

Kemampuan Video: Salah satu fitur unggulan Lumix G7 adalah kemampuan video 4K yang luar biasa. Kamera ini mampu merekam video resolusi 4K dengan kecepatan frame 30fps atau 24fps, dan juga dapat merekam video Full HD dengan kecepatan frame yang lebih tinggi. Kualitas video yang dihasilkan sangat tajam dan detail, dengan rentang dinamis yang luas. Fitur tambahan seperti fokus peaking dan zebra pattern membantu pengguna dalam mengatur fokus dan eksposur dengan akurat.

Viewfinder dan Layar Sentuh: Lumix G7 dilengkapi dengan viewfinder elektronik (EVF) OLED yang jernih dan tajam, yang memungkinkan pengguna melihat dan mengatur komposisi dengan mudah, terutama dalam kondisi cahaya terang. Selain itu, kamera ini juga dilengkapi dengan layar sentuh LCD 3 inci yang dapat ditekuk dan diputar. Layar sentuh yang responsif memudahkan pengguna dalam mengatur pengaturan, memilih titik fokus, dan melihat gambar yang diambil.

Fitur Tambahan: Lumix G7 menawarkan sejumlah fitur tambahan yang sangat berguna. Misalnya, kamera ini memiliki mode burst shooting dengan kecepatan hingga 8fps, yang memungkinkan pengambilan gambar beruntun dengan cepat. Selain itu, kamera ini dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer foto dan video secara nirkabel ke perangkat lain, serta mengontrol kamera melalui

Contoh hasil Panasonic Lumix G7





























Tuesday, 16 May 2023

REVIEW YAMAHA XMAX CONNECTED 2023

Nah, sekarang malah baru ada kesempatan buat review Motor sendiri, Yamaha Xmax 2023. Padahal motor ini sudah mendarat di carport sejak bulan Februari lalu. 

Berawal dari keinginan untuk memulai lagi motoran, tapi inginnya motor yang proper. Yang masih terlihat "pantas" ketika dibawa ke lokasi pekerjaan, bertemu dengan klien atau bahkan ketika diajak motoran bareng dengan relasi kerja. 

Setelah audisi beberapa calon motor, satu-satunya pilihan jatuh kepada Xmax ini. Posisi duduk nyaman dan sangat lega bisa muat bonceng bertiga anak. Jadi berangkat kerja bisa sekalian antar kedua anak saya ke sekolah.

Singkat cerita, datanglah motor ini pada bulan Februari 2023. 


Kesan pertama yang saya liat dari motor ini adalah Besar dan Berat!

Dan benar saja, ketika saya mencoba menaiki motor ini dalam keadaan statis memang terasa beratnya. Dengan dimensi sebesar itu dan bobot 180kg benar-benar menyusahkan ketika kondisi diam. Saya yang tinggi 173cm awalnya cukup percaya diri, dalam hati saya ah seberapa susahnya sih skuter 250cc ini?

Ternyata pas dicoba, berhasil membuat saya jinjit dan membutuhkan penyesuian yang cukup lama.

Pada saat tulisan ini dibuat, sudah 2700km saya lalui bersama Xmax Connected ini. Walaupun belum sampai dipakai untuk touring jauh, tapi sudah lumayan sering dipakai riding 100km sekali jalan.





Impresi Kekurangan dan Kelebihan yang saya rasakan dari motor ini adalah sebagai berikut:

KEKURANGAN:

1. Power bawah tidak terasa menjambak. Kalau mau dibilang lemot enggak juga ya, mungkin lebih ke arah power deliverynya yang halus. Di pelintir gas tidak terasa tarikan yang sampe mendorong badan, tapi nengok ke speedometer loh kok sudah lari 70-80kpj. Beda rasanya kalau dibandingkan ngegas Mio misalnya, terasa banget tarikannya tapi ketika ngintip speedometer masih di angka 40kpj

2. Mesin lumayan Panas! Pada Xmax Connected ini tidak terdapat penunjuk suhu coolant berbentuk Bar, tapi langsung informasi berupa angka. Pada kondisi jalan normal, suhu biasa berada di angka 85-95c. Tapi ketika sudah mulai jalan pelan, suhu dengan mudah melewati batas psikologis 100c. Membayangkan betapa seremnya air dalam kondisi mendidih bersikulasi di dalam aliran mesin dan radiator. Ketika jalan pelan atau macet-macetan, posisi suhu udara coolant sering berada di angka 100-105c. Pada suhu 105c maka secara otomatis extra fan akan aktif. Walaupun suhu gampang naik, tapi panas tidak dirasakan sampai paha, ya karena posisi mesin berada jauh di dalam body, jadinya panas tidak terasa merambat sampai kaki. Bandingkan dengan motor-motor 250cc up yang posisi mesinnya berada di antara paha.

3. Xmax berhasil membuat orang dengan postur 173cm jinjit. Awalnya saya cukup percaya diri, ternyata pas dicoba menaiki Xmax ini malah jadi jinjit. Oleh karena jinjit dan berat ini, maka tidak disarankan untuk naik Xmax hanya pakai sendal jepit. Percayalah, memakai sendal jepit di Xmax akan memperbesar resiko jatuh atau minimal putus sendalnya.

4. Besar dan Berat. Motor ini terasa berat ketika dalam kondisi diam, beratnya mencapai 180kg lebih. Saking beratnya saya pernah ambruk 2x ketika mengeluarkan motor ini dari carport. Mengendarai motor ini disarankan diimbangi dengan latihan fisik yang memadai, supaya Core badan kita juga bisa mengimbangi. Sebab berat dan jinjit dalam kondisi statis akan membuat kita jadi makin berat untuk menahan motor ini dengan kaki.




5. Rem bawaan kurang powerful. Motor Xmax ini dengan mudah membawa kita melajur 100-120kpj, dengan bobot 180kg melaju 120kpj tentu memiliki momentum yang sangat besar. Nah momentum yang besar ini sayangnya kurang bisa ditahan oleh rem standar bawaan Xmax ini. Walaupun dilengkapi dengan ABS dual channel, tapi ngerem mendadak pake Xmax ini agak ngeri-ngeri sedap.


KELEBIHAN

1. Mau dilihat dari sisi manapun Xmax ini terlihat keren dan tatapan lampunya sangar.


2. Build Quality Memuaskan! Walaupun body full plastik, tapi bahan plastik yang dipakai sangat tebal, tidak terasa mleot ketika ditekan, diketuk pun terasa tebal. Hal-hal kecil pun dibuat dengan build quality yang memuaskan, saya ambil contoh di Spion (komponen yang biasanya paling sering diganti dengan variasi). Lengan spion yang digunakan terbuat dari logam tebal dan dibentuk pipih agar terkesan aerodinamis, lalu di dasarnya diberi penutuh baut spion dengan bahan karet yang sangat tebal.

3. Fitur keamanan yang memadai, sebut saja Keyless, lalu ada ABS Dual Channel dan juga TCS (traction control system).

4. Fitur Connected yang sangat membantu. Fitur connected di Xmax ini bisa dibilang cukup lengkap, selain kita bisa memantau kondisi dan history motor. Fitur connected ini dapat ditampilkan pada layar TFT LCD di bagian bawah. Fitur connected yang dapat ditampilkan pada layar LCDnya adalah, Cuaca, cek notifikasi telp (baca WA, angkat dan reject telpon masuk), scroll musik (harus menggunakan interkom atau bluetooth headset. Fitur connected ini sangat membantu jika ada telpon atau wa masuk, kita bisa mengecek tanpa harus berhenti dan mengeluarkan HP kita terlebih dahulu.

5. Terdapat GPS Garmin Street Cross. Walaupun fungsi GPS hanya sebagai mirroring dari HP kita ya, tapi fungsi GPS ini relatif membantu dalam menunjukkan arah ke tujuan kita. Tapi buat saya pribadi, penggunaan GPS oleh Garmin Street Cross ini kurang optimal jika dibandingkan dengan Google Maps. Kurangnya Point of Interest pada aplikasi Garmin Sreet Cross membuat GPS ini kurang praktis digunakan. Selain itu juga tidak terdapat kondisi real kemacetan pada jalan yang kita tuju.

6. Nyaman. Sebelum motor  Xmax datang, di rumah hanya ada motor Vario 125 (seringnya dipakai tukang untuk operasional) dan motor keponakan Mio M3. Pemakaian terjauh Vario 125 itu hanya Tangerang-Bekasi Summarecon PP, itu sudah membuat pantat saya panas dan punggung pegal-pegal. Maklum semenjak berkeluarga lebih banyak naik mobil dibandingkan motor. Ketika Xmax ini datang, langsung saya coba beberapa kali ke Sentul dan Puncak PP, tidak terasa sedikit pun panas di pantat, punggung pegal dan sejenisnya. Benar-benar seperti duduk di sofa. Posisi duduk yang nyaman dan posisi kaki yang banyak pilihan membuat duduk nyaman duduk di motor ini selama berjam-jam.

7. Suspensi standar yang nyaman dan juga ban bawaan standar yang cukup. Suspensinya cukup pas, tidak terasa terlalu stiff, empuk tapi tidak membuat limbung. Yang penting naik motor ini jangan nafsu ikut-ikutan belok rebah seperti motor fairing atau motor naked. Bakal terasa limbung memang jika dibuat ngikutin belok kenceng sampe miring. Tapi jika bertemu jalan lurus, rasanya nempel banget ini motor sama bumi.



8. Power yang cukup untuk berkendara jarak jauh. Motor ini bisa berakselerasi 0-100 dalam 12.5 detik dan top speed 138kpj di RPM 7000. Walaupun saya yakin banyak berkomentar, "Ah motor saya bisa lari segini, bla.bla..bla" ataupun "ah masih kalah sama motor X" . Tapi yang saya tidak peduli, tenaga motor ini udah cukup pas buat berkendara jarak jauh. Mau nyalip kendaraan tidak dibutuhkan effort yang lama, tinggal pelintir dikit langsung laju. Mau maintain speed di 100kpj ketika touring pun bisa dengan mudah dilakukan di bawah 6000 RPM.

9. Konsumsi BBM relatif irit untuk motor 250cc 180kg. Beberapa kali trip saya sering tercatat di antara 1:32-36, menggunakan BBM Pertamax.