Sebelum saya menceritakan bagaimana acara pernikahan kami berlangsung ada baiknya saya menceritakan sejarah pertemuan saya dengan Santi.
Saya mengenal Santi sekitar pertengahan tahun 2007, pada waktu itu kami berdua aktif dalam kegiatan Bike To Work. Baik saya maupun Santi sama-sama senang bersepeda. Pada waktu itu Santi masih bekerja di salah satu perusahaan operator selular dan saya masih menjadi karyawan magang di salah law firm, maklum statusnya masih mahasiswa.
Oleh karena sering berkomunikasi dan bersepeda bareng, akhirnya pada tanggal 2 September 2007 kami memutuskan untuk berpacaran.
Sama halnya dengan pasangan lain dimana mengalami pasang-surut hubungan, kami pun juga mengalami hal yang sama. Tawa, canda, duka sudah menjadi hal yang biasa.
Namun kami tetap berusaha agar hubungan kami tetap berjalan dan kami juga berusaha agar kami tidak seperti pasangan-pasangan muda lainnya.
Kami memilih menggunakan “bahasa Isyarat” yang kami ciptakan sendiri baik untuk komunikasi ataupun untuk “panggilan sayang”. Agar tidak membosankan, tentu “bahasa Isyarat” tersebut harus sering diperbarui, meski kadang kami juga tidak paham artinya.
Tidak seperti kebanyakan pasangan muda lainnya yang sering bersenang-senang menghabiskan waktu di mall, café ataupun tempat hiburan lainnya, kami justru jarang menghabiskan waktu di tempat-tempat tersebut. Kami justru banyak menghabiskan waktu di trek sepeda. Terutama apabila ada turnamen sepeda, Santi dengan setia menemani saya. Menurutnya, Santi sangat bangga dengan saya, meskipun saya tidak pernah juara sedikitpun.
Selain, menghabiskan waktu di trek sepeda kami juga sering menghabiskan waktu sebagai pedagang keliling, sudah banyak barang-barang yang kami jajakan bersama, mulai dari spare part sepeda, pakaian, sepatu, hingga handphone.
Tak terasa lebih dari 3 tahun kami bersama, melewati masa-masa susah-senang, sedih-bahagia, hingga pada akhirnya pada awal tahun 2011 saya bilang ke Santi “Nikah Yok!!”
No comments:
Post a Comment