Saturday, 12 May 2012

Sepedahan di Blitar

Sebenarnya ini perjalanan bersepeda ini sudah cukup lama, setahun yang lalu. Tapi saya baru sempat menulisnya sekarang. Sebenarnya bukan baru sempat sih, tapi lupa menaruh foto-fotonya ada dimana, heheheh...

Tahun lalu waktu mudik lebaran (kalau tidak salah ingat), saya dan istri mudik ke kampung halaman istri di Blitar, Jawa Timur. Mengingat letak rumah mertua berada di bukit dan belakang rumahnya pekarangan yang luas, maka saya membawa serta sepeda MTB Hardtail pinjaman dalam perjalanan mudik.

Setelah beberapa hari silaturahmi keliling dengan keluarga, kini saatnya saya mengeluarkan sepeda. Percobaan pertama adalah bersepeda yang dekat-dekat dulu, dimulai dari pekarangan belakang rumah...


Pekarangan belakang rumah berkontur bukit dengan banyak pohon-pohon jati. Tapi sayang setelah muter-muter beberapa saat ternyata lebih banyak jalan buntu, kalau kata teman-teman saya biasa disebut "Tidak Gowesable".Hari berikutnya mencoba lebih jauh lagi, masih tidak jauh dari rumah. Mencoba lewat jalur persawahan dan berkebunan. Kondisi pada waktu lagi musim kemarau, jadinya pemandangan kebun dan sawah didominasi oleh warna daun-daun yang mengering.



Bebebrapa hari kemudian saya dapat sms temen bersepeda saya di Jakarta, yang kebetulan juga lagi ada di Blitar. Dia sms bertemu dengan bikepacker bule, yang lagi touring keliling Indonesia dan meminta tolong komunitas sepeda setempat untuk menemaninya menuju perbatasan. Saya pun menyetujuinya dan janjian besok pagi di kota.

Besok paginya saya langsung ke kota untuk bertemu dengan teman saya dan tentunya si bikepacker itu sendiri. Sebenarnya bukan komunitas sepeda setempat jadinya, karena cuma berlima. 

Tanpa menunggu lama kami pun berangkat. Dia bercerita berangkat dari Australia, lalu sampai ke Bali, kemudian menyeberang ke Pulau Jawa. Di Malang dia bercerita bersepeda di Gunung Bromo, sebelum akhirnya mencapai Blitar untuk istirahat. Dia berencana untuk bersepeda menuju Solo, awalnya dia ingin    melewati jalur Kediri, tapi saya sarankan untuk lewat Trenggalek-Ponorogo saja. Walaupun jalanannya lebih curam karena melewati gunung, tapi pemandangannya lebih indah dan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang, terutama bis dan truk, karena memang bukan jalur utama.

Dia pun menyetujui pilihan tersebut. Awalnya kami berencana hanya mengantarnya sampai perbatasan Blitar-Tulungagung, tapi rupanya kami keasyikan gowes sambil ngobrol hingga akhirnya kami melewati kota Tulungagung dan mendekati perbatasan Kabupaten Trenggalek. Gowes beramai-ramai menuju perbatasan Kabupaten Trenggalek tidak terasa melelahkan walaupun jaraknya kurang lebih 40 km dari tempat kami mulai. Entah karena sambil ngobrol atau karena konturnya yang cenderung menurun.

                    

Nah, masalah tiba ketika perjalanan pulang. Perjalanan kembali menuju Blitar terasa sangat melelahkan, ya sepertinya karena perjalanan pulang ini adalah tanjakan halus sepanjang perjalanan.

Setelah beberapa km gowes kelelahan, akhirnya sampai juga di Blitar. Tinggal beberapa km lagi menuju rumah. Setelah cek endomondo, ternyata perjalanan tadi "hanya" 80km, kurang 20km lagi untuk mencapai 100km. Akhirnya setelah istirahat sebentar saya memutuskan untuk blusukan 20km lagi. Kali ini masuk hutan, bukan onroad.
Entah saya ada dimana yang jelas mblasak-mblusuk ke dalam perkebunan jati. Ban yang saya pakai adalah ban untuk jalan aspal, beruntung tanahnya sangat kering jadi masih sangat bisa dilalui naik sepeda.

Lucunya trek yang mungkin oleh sebagian orang akan dianggap sebagai trek XC, di sini justru dijadikan "Fun Bike" ulang tahun kota Blitar. Terbukti dengan banyaknya papan penunjuk arah. Iseng-iseng saya ikuti petunjuk-petunjuk arah tersebut. 



Ternyata memang cukup "Fun", ya seharusnya konsep Fun Bike memang seperti ini. Bukan bergerombol bersepeda mumutari  beberapa blok kota lalu berharap undian berhadiah...


Setelah blasak blusuk beberapa saat, akhirnya layar endomondo sudah menunjukkan 100km kurang sedikit. Waktunya untuk pulang ke rumah. Dan jalan pulang menuju ke rumah itu nanjaknya melelahkan..



No comments:

Post a Comment