Tuesday, 3 July 2012

Gagal Ditipu sama Penelpon Mengatasnamakan Grapari Telkomsel

Siang ini lagi asyik main HP sambil nungguin mobil dicuci, tiba-tiba ada sebuah telfon masuk di nomor Telkomsel saya. Ini sungguh aneh, tidak ada orang lain yang tahu nomor ini kecuali tim kerja, istri dan orang tua saya. Nomor tersebut adalah nomor dari Telkomsel juga, yaitu: 082175745742.

Tidak ada perasaan buruk sangka apapun akhirnya saya angkat telefon tersebut. Dan ternyata mengatasnamakan Edi dari Grapari pusat. Agak aneh mendengar seorang call center yang menelfon (atau menerima telefon) pelanggan tapi logat/dialek daerahnya sangat kental. Saya sudah berkali-kali menelfon (atau menerima telfon dari) call center, bahkan untuk suatu institusi atau perusahaan yang berdomisili di daerah pun tidak terdengar logat kedaerahannya. Jadi kira-kira begini ceritanya:


Galih (G): Halo..
Edi: (E): Halo selamat siang, saya Edi dari Grapari pusat ingin memberi tahu bahwa nomor Bapak terpilih jadi pemenang undian...bla...bla... (lupa nama undiannya apa).. Mohon maaf sebelumnya saya bicara dengan bapak siapa?.
G: Saya dengan Galih... eeee, tadi namanya mas siapa?
E: Edi pak... (tetap dengan logat kedaerahannya yang kental, tapi saya gak tau dari daerah mana)
G: Mas Edi dari Grapari mana tadi
E: Grapari pusat.. (nada suara mulai jengkel)
G: Grapari pusat itu ada dimana ya?
E: (nada suara mulai tinggi), Grapari pusat ya di Gedung Telkomsel pusat di kuningan...
G: Kuningannya dimana ya? Setau saya ga ada Gedung Telkomsel pusat di kuningan? (sok tahu saja)..
E: (Nada tinggi dan jengkel) Makanya bapak gak tau.... (langsung ditutup, ngambek sepertinya)
G: (Mesam-mesem sendiri lalu lanjut mainan HP lagi)...


Istri saya dulu ketika masih kerja di salah satu operator selular (dan sebelum bertemu saya tentunya), juga pernah di posisi call center, untuk menghubungi para pemenang-pemenang undian berhadiah dari operator seluler tersebut. Segala macam tanggapan mulai dari sinis, biasa aja bahkan sampe dikerjain kayak saya tadi memang sudah menjadi resiko dan harus dilayani dengan sabar dan baik, bukan langsung ngambek dan menutup telfon dengan nada tinggi seperti tadi. Jika memang benar itu hadiah dari kantor, maka sang call center harus menjelaskan dengan sabar dan benar kepada pelanggan, karena itu sudah menjadi haknya pelanggan dan tentu bisa dipertanggungjawabkan.


Hal lain yang aneh adalah, dia menghubungi pelanggan, tapi tidak tahu nama pelanggan yang ditelfonnya. Sesuai dengan keterangan istri saya waktu bekerja di call center dulu, setiap data pelanggan (baik nomor telefon dan nama lengkap) sudah ada dan disiapkan kantor. Jadi tidak perlu lagi si call center menanyakan lagi siapa nama yang ditelfon. Lagipula, jika memang benar dari call center, pastilah di meja call center tersebut ada sebuah perangkat komputer dan sebuah aplikasi yang menayangkan data pelanggan, jadi hal menanyakan nama pelanggan sudah tidak perlu lagi.


Dan yang paling penting, jarang sekali kasus pihak yang mengaku dari kantor tertentu pakai nomor HP, apalagi nomor HP berantakan (kelihatan sekali beli sekedarnya untuk sistem Hit and Run), seringnya adalah pakai nomor kantor. Seperti saya dengan nomor Indosat, setiap bulan saya selalu ditelfon oleh pihak Indosat untuk mengingatkan bahwa tagihannya sudah jatuh tempo. Dan telfon tersebut terlihat memang telfon kantor, diiringi dengan kode daerah 021.


Sebaiknya, jika teman-teman mengalami telfon dugaan penipuan, yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Ingat lagi, apakah telfon yang masuk tersebut menggunakan telfon kantor atau HP. Jika menggunakan HP, sebaiknya tenang dan pastikan segala ucapannya dapat dipertanggungjawabkan. Caranya? Ya pertama anda harus punya wawasan umum sederhana tentang operator selular yang anda pakai. Buatlah pertanyaan-pertanyaan menjebak atau hal yang membuat jengkel si call center palsu tersebut. Kalau memang dia mengaku asli dari kantor, suruh tutup HPnya dan minta untuk menelfon dari kantor.
Jika anda ragu-ragu, sebaiknya jangan diteruskan, apalagi sudah terdengar gejala untuk meminta nomor rekening, nomor kartu ATM atau meminta anda ke ATM, salah-salah anda malah dihipnotis via telefon.


Demikian cerita pengalaman saya siang ini yang membuat istri saya tertawa ngakak ketika saya telfon dia untuk menceritakan kejadian ini.


Salam

4 comments:

  1. Terimakasih artikelnya.. Sy juga barusan mengalami hal yg sama dengan nama EDI juga dari Grapari Kuningan.. Hahaha..

    ReplyDelete
  2. hahahah.. rupaya si Edi ini gak kreatif modusnya.. dikiranya orang yang mau ditipu itu orang bodoh mungkin ya?
    oiya, kira-kira masih dengan logat kedaerahan ga dia?

    ReplyDelete
  3. Hahaha...orang logat batak ga jago ngibull..saya kerjain balik....ngakakkkkkkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, terimakasih mas sudah mampir dan membaca blog saya. Tapi hati-hati ah pernyataannya jangan menjurus secara jelas suku tertentu, nanti takutnya ada yang tersinggung.

      Salam

      Delete