Misalnya begini, sebuah hotel berbintang bernama X mengklaim bahwa hotel tersebut nyaman, bersih, dengan kolam renang yang indah, makanannya lezat, TV layar lebar dengan siaran internasional, wifi dan segala macamnya. Tentu saja pengalaman tersebut akan dirasakan sebagian besar tamunya dan pendapatnya pun kurang lebih serupa. Lain halnya jika menginap di hotel-hotel yang murah, anggap saja di kelas Rp. 100.000 ke bawah per malamnya. Kita semua pasti tahu bahwa hotel tersebut tidak akan mengklaim bahwa hotel tersebut adalah hotel mewah, nyaman, menarik dan sebagainya. Justru kita akan menganggap hotel di kelas tersebut tidak menarik. Tapi bagi saya, ada hal-hal yang bisa diceritakan di balik ketidakmenarikkannya itu.
Sayangnya saya lupa-lupa ingat nama-nama hotel murah-meriah yang sudah pernah kunjungi. Dengan segala keterbatasan daya ingat saya akan coba berikan cerita-cerita yang tidak menarik di hotel-hotel tersebut.
1. Kuningan (saya lupa nama hotelnya).
Bukan Kuningan Jl. Rasuna Said, tapi Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Kurang lebih 6 atau 7 tahun lalu saya pergi ke Kuningan untuk menemui salah seorang rekan kerja di sana. Oleh karena berangkat dari Jakarta jam 9 malam, maka sampai di Kuningan sekitar jam 2 malam. Saya sendiri belum tahu Kabupaten Kuningan seperti apa karena saya baru pertama kali ke sana. Karena mata sudah sangat berat dan badan sudah capek, akhirnya saya langsung banting setir di sebuah hotel yang kurang lebih cocok untuk menginap semalam dan sesuai budget. Bangunannya hanya sebuah rumah 1 lantai, tidak besar. Namun ada beberapa kamar langsung menghadap ke teras samping. Bangunannya terlihat sudah sangat tua, mungkin dibangun sekitar jaman kemerdekaan (atau malah sebelumnya). Kamarnya cukup bersih, namun plafonnya cukup tinggi, lebih dari 3 meter. Dengan pintu dan jendela kayu tinggi dan cukup berat untuk dibuka. Tarifnya cukup murah hanya Rp. 50.000 per malam. Tidak perlu pakai AC karena udaranya sudah cukup dingin bagi saya, tidak perlu TV juga, toh saya hanya butuh untuk tidur dan bangun pagi di keesokan harinya. Terletak di jalan Siliwangi kota Kuningan, posisinya ada di sebelah kanan Jalan (menuju ke kota Kuningan).
Tidur di penginapan ini serasa kembali ke masa lalu. Entah kenapa suasana mistis selalu mengikuti jika kita sedang berada di bangunan tua.
2. Tegal (Penginapan di Jalan Belimbing Kota Tegal)
Pada waktu sering bolak-balik Jakarta-Semarang untuk urusan pekerjaan beberapa tahun lalu, penginapan ini sempat menjadi favorit saya. Terletak di jalan Belimbing, Kota Tegal. Penginapannya berada di sebelah kanan jalan tidak jauh setelah masuk di Jalan Belimbing. Jalan Belimbing sendiri terletak di Jalan Raya Pantura, pertigaan ke kiri persis sebelum perempatan McDonald's Tegal.
Walaupun sangat murah tapi kondisi penginapannya cukup bersih dan tidak panas walaupun tidak pakai AC. Fasilitas yang tersedia ya sebanding dengan harganya, sebuah TV tabung 14", kipas angin, kamar mandi dalam (dengan WC Jongkok) dan yang paling penting adalah kebersihan kamar, kasur dan kamar mandi yang selalu terjaga.
Oleh karena tarifnya yang murah, maka dari itu banyak supir-supir mobil box ataupun pickup yang transit di penginapan ini.
3. Malang (Homestay Bunga Kopi Nomor 10)
Malang merupakan kota tujuan favorit saya. Ketika saya ataupun keluarga sedang berlibur di Malang saya seringnya menginap di Guest House di Jalan Bunga Kopi ini. Guest House ini terletak di daerah Lowokwaru (Soekarno-Hatta), lokasinya pun sangat dekat kemana-mana. Tarif Guest House ini mulai dari Rp.75.000an, dengan fasilitas yang paling standar, kamar, tempat tidur dan kamar mandi di luar. Jika dengan keluarga saya memilih kamar yang lebih besar dan dengan kamar mandi di dalam. Tidak terdapat AC pada setiap kamarnya, hanya sebuah kipas angin, tetapi mengingat suhu di kota Malang relatif sejuk jadi AC tidak terlalu diperlukan. Tersedia wifi gratis tapi terbatas di beberapa titik ruangan saja.
Sesuai dengan namanya Homestay, jadi di sini kita jadi satu dengan pemilik rumahnya. Orangnya sangat ramah dan kekeluargaan. Untuk detil lebih lanjut bisa cek blognya
Jika berpetualang sendirian mungkin sangat cocok untuk bermalam di penginapan, tapi terkadang kalau bawa full keluarga agak susah untuk menginap di penginapan dikarenakan fasilitasnya yang masih minim.
ReplyDeleteUkuran Pamflet